DISCOVERY LEARNING BERBASIS ASSESSMENT LEARNING BERBASIS ASESMENT TINGKATKAN KEMAMPUAN SISWA KELAS V MEMAHAMI SIFAT-SIFAT BANGUN RUANG
Abstract
Pembelajaran matematika di sekolah dasar khususnya di SDN 1 Tegalsari Kecamatan Kedu Kabupaten Temanggung, dianggap sebagai pelajaran yang paling sulit. Dalam proses pembelajaran guru lebih banyak menggunakan metode ceramah, sehingga menjadikan siswa kurang aktif, siswa hanya menjadi pembelajar yang cenderung pasif sehingga situasi belajar menjadi membosankan, tidak menyenangkan, dan siswa kurang termotivasi untuk belajar. Hal ini pun berdampak pada hasil belajar siswa yang rendah. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh metode discovery learning berbasis assessment learning berbasis assessment terhadap prestasi belajar matematika materi sifat bangun ruang dan untuk mengetahui perbandingan hasil belajar sebelum dan sesudah menggunakan metode discovery learning berbasis assessment learning berbasis assessment pada siswa kelas V SDN 1 Tegalsari. Manfaat dari penelitian ini adalah sebagai pedoman dan bahan pertimbangan dalam menerapkan metode discovery learning berbasis assessment learning berbasis assessment dalam pembelajaran untuk menciptakan suasana kelas yang kondusif dan efektif dalam proses belajar matematika. Metode penelitian menggunakan metode Penelitian Tindakan Kelas ( PTK ) dengan menginterpretasikan data dan membandingkan hasil penelitian tiap siklus dengan pendekatan persentase untuk mengukur capaian dari hasil tindakan yang dilakukan. Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa pembelajaran menggunakan metode discovery learning berbasis assessment dapat meningkatkan hasil belajar matematika siswa kelas V di SDN 1 Tegalsari. Hal ini ditunjukkan dengan hasil rata-rata siswa yang selalu meningkat dari pra siklus, siklus I dan siklus II. Perbandingan hasil belajar sebelum dan sesudah menggunakan metode discovery learning berbasis assessment adalah rata-rata siswa pada pra siklus 61,29 dengan jumlah siswa yang belum mencapai KKM sebanyak 10 anak dengan persentase 71%, sedangkan siswa yang tuntas ada 4 anak dengan persentase 29%. Pada siklus I rata-rata meningkat menjadi 73,21, jumlah siswa yang belum mencapai KKM menurun menjadi 6 anak dengan persentase 43%, dan jumlah siswa yang tuntas KKM meningkat menjadi 8 anak dengan persentase 57%. Pada siklus II rata-rata siswa meningkat lagi menjadi 89,93, siswa yang belum tuntas KKM menurun menjadi 1 anak dengan persentase 7%, sedangkan siswa yang tuntas meningkat menjadi 13 anak dengan persentase 93%.
Keywords
Full Text:
PDFReferences
Anni, Catharina T. 2004. Psikologi Belajar. Semarang: Unnes Press.
Mulyasa. 2005. Menjadi Guru Profesional, Menciptakan Pembelajaran Kreatif dan Menyenangkan. Bandung : PT. Remaja Rosdakarya.
Setiawan, H., Sa’dijah, C., Akbar, S. (2017). Pelaksanaan Asesmen Kompetensi Keterampilan di Sekolah Dasar. Prosiding TEP & PDs, Malang, 693 – 705.
Stevani, L., Kuswandi, D., Setyosari, P. 2017. Self Assessment Berbasis Student-Teacher Conference Untuk Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis Siswa. Prosiding TEP & PDs, Malang, 356-362.
Sudjana, Nana. 2004. Dasar-Dasar Proses Belajar Mengajar. Bandung : Sinar Baru Algensido Offset.
Suryosubroto, B. 2002. Proses Belajar Mengajar di Sekolah Wawasan Baru : Beberapa Metode Pendukung dan Beberapa Komponen Layanan Khusus. Jakarta : PT Rineka Cipta.
Wiyono, B. B., & Sunarni. 2009. Evaluasi Program Pendidikan dan Pembelajaran. Malang: Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Malang.
DOI: https://doi.org/10.31002/ijel.v3i2.1869
Refbacks
- There are currently no refbacks.
Copyright (c) 2020 Indonesian Journal of Education and Learning

This work is licensed under a Creative Commons Attribution-NonCommercial-ShareAlike 4.0 International License.