Persepsi Mahasiswa Administrasi Publik Terhadap Tindak Pidana Korupsi di Indonesia

Abstract

Pada tahun 2021, Indonesia berada di peringkat ke-96 dari 180 negara yang terjerat dalam kasus korupsi menurut Transparency International dengan skor 38 dari 100. Tentunya berdasarkan fakta-fakta tersebut, diperlukan upaya pencegahan dan pemberantasan kasus korupsi di Indonesia. Tugas pencegahan dan pemberantasan korupsi bukan hanya tugas Pemerintah semata tetapi melibatkan berbagai pelaku. Mahasiswa sebagai agen perubahan diharapkan mampu menjadi pelaku perubahan dalam kondisi korupsi di Indonesia saat ini. Partisipasi mahasiswa sangat dibutuhkan sebagai generasi penerus yang akan memimpin bangsa Indonesia. Sebagai calon pemimpin bangsa, perlu dihimpun persepsi mahasiswa terhadap kasus korupsi yang telah diberitakan di berbagai media. Metode yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah kualitatif dengan pendekatan studi kasus. Studi kasus yang dimaksud dalam penelitian ini adalah mahasiswa administrasi publik di Sekolah Tinggi Ilmu Administrasi Yogyakarta "AAN". Fokus penelitian ini adalah untuk melihat seberapa jauh persepsi mahasiswa administrasi publik terhadap korupsi. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa persepsi mahasiswa administrasi publik lebih pada tahap pengetahuan, namun pada tahap pemahaman masih dianggap kurang. Mahasiswa pun merespons kasus korupsi lebih negatif karena langkah pemerintah yang tidak cepat. Di sisi lain, hukuman bagi koruptor tidak sesuai dengan peraturan yang ada, bahkan lebih ringan. Dengan demikian, mahasiswa kecewa dengan upaya pemberantasan korupsi. Untuk tingkat partisipasi mahasiswa administrasi publik STIA "AAN" masih tergolong lebih kepada perbaikan diri dengan menerapkan prinsip dan nilai antikorupsi yang telah diajarkan pada mata kuliah Pendidikan Antikorupsi. Mahasiswa juga berani menasihati orang-orang di sekitar mereka bahkan di lingkungan keluarga dan tempat kerjanya.