Conflicts in Marriage Legal Arrangements Differences in Religion Between Laws Islam and Human Rights
Abstract
In Indonesia, interfaith marriages are still a problem. This is because it not only involves legal conflict issues but also issues of interpretation, psychology, culture, economics, human rights and other related topics. This article presents a discussion regarding the clash of Indonesian legal rules by exploring scientific sources from various sources. This article views Indonesian jurisprudence as a single pattern, the purpose of this article is to show the complexity and dynamics of Indonesian legal regulations regarding interfaith marriages through Islamic legal regulations and human rights. This study focuses on the legal arguments put forward, the legal conflict position taken on the issue of interfaith marriage.
In communities that adhere to the Islamic religion and traditional-conservative attitudes, there is no room for interpretation regarding the laws governing interfaith marriages. Even for them, there are no national regulations regarding interfaith marriages or no established norms. The practice of interfaith marriages in Indonesia is because marriage is not strictly and definitely regulated. Rejection of interfaith marriages is classified as discriminatory because it violates human rights principles. Law Number 1 of 1974 concerning Marriage, especially Article 2 paragraph (1), refers more to the validity of marriage based on religious and belief law. Article 3 paragraph (3) of the 1945 Constitution and Article 28 of the 1945 Constitution have different standards.Keywords
Full Text:
PDFReferences
Wijayanto, Enggar. "Konvergensi Politik Hukum, Hak Asasi Manusia Dan Pancasila Terhadap Perkawinan Beda Agama Di Indonesia." Wicarana 2.1 (2023): 39-55.
Setiyanto, Danu Aris. "Larangan Perkawinan Beda Agama Dalam Kompilasi Hukum Islam Perspektif Hak Asasi Manusia." Al-Daulah: Jurnal Hukum Dan Perundangan Islam 7.1 (2017): 87-106.
Daud, Sulhi M., Mohamad Rapik, and Yulia Monita. "Dinamika Status Hukum Perkawinan Beda Agama dalam Perspektif Fikih Indonesia." Undang: Jurnal Hukum 5.2 (2022): 357-391.
Prihatin, Onytra Nirwana, and Muhammad Faozan. "Problematika Perkawinan Beda Agama dalam Konteks Hukum Islam dan Solusinya." TAFAQQUH: Jurnal Hukum Ekonomi Syariah Dan Ahwal Syahsiyah 7.1 (2022): 85-98.
Dardiri, Ahmadi Hasanuddin, Marzha Tweedo, and Muhammad Irham Roihan. "Pernikahan Beda Agama Ditinjau Dari Perspektif Islam Dan Ham." Khazanah: Jurnal Mahasiswa (2013): 99-117.
Chairunissa, Nanda. "Perkawinan Beda Agama Ditinjau Dari Perspektif Hukum Islam Dan Hak Asasi Manusia." IUS FACTI: Jurnal Berkala Fakultas Hukum Universitas Bung Karno 1.01 Juni (2022): 48-61.
Achmad Nurcholish dan Ahmad Baso, Pernikahan Beda Agama, Kesaksian, Argumentasi Keagamaan dan Analis Kebijakan. Jakarta: ICRP-KOMNASHAM, 2011.
Abdul Manan, Aneka Masalah Hukum Perdata Islam di Indonesia. Jakarta: 2000
Abdul Rahman Kompendium Bidang Hukum Perkawinan Perkawinan Beda Agama dan Implikasinya, Yogyakarta: 2011
Ichtianto seorang peneliti/Pejabat pada Badan Litbang Agama dan Diklat Keagamaan Kementerian Agama dalam tulisannya “perkawinan Campuran Dalam Negara Republik Indoensia” (2003).
Ichtianto, Laporan Akhir Analisis dan Evaluasi Hukum 20 Tahun Pelaksanaan
Undangundang Perkawinan. Proyek Pusat Perencanaan Pembangunan Hukum Nasional Badan Pembinaan Hukum Nasional Departemen Kehakiman RI Tahun 1994/1995.
Z. Djuher. Hukum Perkawinan Islam dan Relevansinya dengan Kesadaran Hukum Masyarakat, Dewaruci Press, Jakarta, 1983.
Nikahbeda agama budha harus seagama tak bisa di tawar, bisa diakses di http://www.republika.co.id.
Rasyidin, “The Social Political Role of Muslim Scholars (Ulamas) in the Acehnese Society,” Journal of Global Responsibility, 12, 1 (2021).
Arkoun, Khaled Abou Fazlur
Rahman, el-Fadl, dan sebagainya, termasuk tokohtokoh itelektual muda sejauh concern pada pemikiran Islam. Lihat Feener,
Muslim Legal Thought.
Arifi yang membagi ideologi fikih NU ke dalam kelompok Konservatif, kelompok Moderat, dan kelompok Progresif. Lihat Ahmad Arifi, Pergulatan Pemikiran Fiqih “Tradisi” Pola Mazhab (Yogyakarta: eLSAQ Press, 2010).
M. Quraish Shihab, Tafsir Al-Misbah: Pesan, Kesan dan Keserasian Al-Qur’an
(Jakarta: Lentera Hati, 2022)
Shihab, Tafsir Al-MisbaH.
Al-Fayyadl Muhammad, “Apa itu Islam Prresf https://islambergerak com/2015/07/apa-itu-islam-progresif.
Kurzman Charles, Liberal Islam: A Sourcebook (New York: Oxford University
Press, 1998).
Kurzman, Liberal Islam. Dalam perkembangan Islam Liberal di Indonesia,
nama Muhammad Natsir tampaknya ‘dieliminasi’ dari daftar Greg Barton, Gagasan Islam Liberal di Indonesia: Pemikiran Neo-Modernisme Nurcholish Madjid, Djohan Effendi, Ahmad Wahib, dan Abdurrahman Wahid, terj. Nanang Tahqiq (Jakarta: Paramadina, 1999).
Assyaukani, Luthfi “Tentang Asal-Usul dan Mengapa ‘Islam Liberal’,” https://islamlib.com/gagasan/islam-liberal/tentang-asal-usuldan-mengapa-islam-liberal/, 24/11/2001, diakses 11/05/2023.
Kamal Zainul, Fiqih Lintas Agama: Membangun Masyarakat Inklusif-Pluralis, ed. Mun’im A. Sirry (Jakarta: Paramadina, 2004)
Kamal, Fiqih Lintas Agama, hlm. 160.
Kamal, Fiqih Lintas Agama.
Tribun-Timur.com, “Sosok Prof Zainun Kamal, Penghulu Pernikahan Beda Agama Ayu Kartika Dewi dan Geral Bastian,” https://makassar.tribunnews.com/2022/03/19/sosok-prof-zainun kamal-penghulupernikahan-beda-agama-ayu kartika-dewi-dan-geral-bastian, 19/3/2022, diakses 1/08/2023.
Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974 Tentang Perkawinan.
Undang-Undang Nomor 39 Tahun 1999 Tentang Hak Asasi Manusia.
DOI: https://doi.org/10.31002/lh.v7i2.8038
Refbacks
- There are currently no refbacks.

This work is licensed under a Creative Commons Attribution-NonCommercial-ShareAlike 4.0 International License.